Bengkayang Belum Memiliki Buah Tangan Khas

Selain Bidai dan Kempok Durian, Kabupaten Bengkayang belum memiliki buah tangan khas yang dapat menjadi oleh-oleh bagi setiap orang datang kedaerah ini. Demikian dikatakan Wakil Bupati Bengkayang, Drs. Syamsul Rizal, Senin (5/4/2021) dalam kunjungan kerjanya di Sungai Raya dan Sungai Raya Kepulauan.

Oleh karena itu, Wabup berharap melalui aktivitas industri kecil yang dilakukan masyarakat ini kedepan mampu menghasilkan usaha yang menjadi ciri khas produk Bengkayang. Dan yang paling penting, IKM mampu menjadi penopang perekonomian masyarakat.

“Saya yakin masyarakat mampu. Mari kita saling bersinergi,” ajak Wabup.

Guna mendukung upaya itu, lebih lanjut, Wabup mengatakan Pemerintah akan berupaya maksimal, meskipun tidak sepenuhnya untuk memberikan bantuan. Sehingga apa yang kita usahakan dapat menopang perekonomian kita dan bahkan dapat menjadi komoditas ekspor ke luar negeri.

“Saya juga meminta kepada pelaku IKM dan BUMDes harus bersinergi,” pinta Wabup.

Kita harus bangga dengan produksi sendiri. Siapa yang mau menghargai produk kita kalau bukan kita, memang berat untuk memulai. Wakil Bupati pada kesempatan tersebut meninjau aktivitas pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) di Desa Sungai Jaga A, Sungai Jaga B, Sungai Pangkalan II (Kec. Sungai Raya) untuk melihat industri kerajinan batik, jamur tiram, makanan ringan, usaha madu kelulut. Dan usaha pengasapan ikan maupun dodol di Desa Karimunting (Kec. Sungai Raya Kepulauan).

Sementara, KPP BC Sintete, Dwi Prasetyanto yang turut serta dalam kunjungan kerja menyebutkan,
Bea cukai ingin mengambil peran dalam pengembangan usaha perekonomian masyarakat. Dengan harapan semakin banyak usaha, perekonomian semakin maju. Saat ini, baru terdata 10 eksportir Sambas, 2 eksportir Singkawang. Mudah2an melalui kegiatan ini muncul eksportir dari Kab. Bengkayang. (Tim Humpro).