Melestarikan Warisan Budaya: Ritual Nyobeng Sebujit di Tengah Modernisasi

Bengkayang – Nyobeng adalah ritual adat suku Dayak Bidayuh Sebujit yang telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) Indonesia sejak tahun 2014 oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Ritual ini merupakan bentuk syukur kepada Jubata (Tuhan dalam kepercayaan Dayak) atas hasil panen dan permohonan perlindungan bagi masyarakat.

Prosesi Nyobeng melibatkan tarian tradisional, ritual adat oleh pemangku adat, serta prosesi unik lainnya diantaranya memanjat bambu secara terbalik. Uniknya, ritual ini juga menjadi sarana mempererat tali persaudaraan antarwarga dan mengenang jasa leluhur. Bagi suku Dayak Bidayuh, Nyobeng bukan sekadar acara seremonial, melainkan identitas yang mencerminkan kearifan lokal dan keseimbangan alam.

Yustianus, S.E., M.M, Sekretaris Daerah Kabupaten Bengkayang yang mewakili Bupati Bengkayang, membuka acara ritual adat Nyobeng atau Nyobekng di Kecamatan Siding, pada Minggu (15/06/2025) ini mengatakan dalam membacakan sambutan Bupati Bengkayang bahwa suku Dayak Bidayuh Sebujit merupakan salah satu subetnis Dayak yang bermukim di perbatasan Indonesia-Malaysia. Mereka dikenal dengan keahlian bertani dan kesetiaannya mempertahankan adat istiadat.

“Kita harus menunjukkan bahwa Dayak harus berdaulat, mandiri, dan berkepribadian dalam berbudaya. Jika orang menghilangkan budaya, maka akan kehilangan jati dirinya,” tegasnya.

Kegiatan yang dihadiri oleh berbagai pejabat daerah, tokoh adat, serta tamu undangan dari mancanegara, termasuk Inggris, Australia, Republik Rakyat China, dan Serawak Malaysia ini menekankan pentingnya melestarikan budaya tradisional di tengah derasnya arus modernisasi.

Pemerintah Kabupaten Bengkayang telah mengeluarkan sejumlah regulasi untuk memajukan kebudayaan, termasuk Perda Nomor 3 Tahun 2020 dan Perbup Nomor 64 Tahun 2020. Langkah ini diperkuat dengan pengembangan desa adat, pusat kuliner, dan destinasi wisata budaya untuk mendongkrak perekonomian masyarakat.

Namun, tantangan terbesar adalah menjaga minat generasi muda terhadap adat di era digital. Melalui acara Nyobeng, diharapkan muncul kesadaran kolektif untuk merawat warisan leluhur. “Miliki rasa cinta terhadap seni dan budaya yang diwariskan pendahulu. Dengan demikian, daerah ini akan kuat dan berkarakter,” Pesannya.

Ritual Nyobeng Sebujit tahun 2025,diiringi harapan agar tradisi ini tetap hidup dan menjadi kebanggaan nasional. Sebagai bagian dari kekayaan Nusantara, Nyobeng adalah bukti bahwa budaya lokal mampu bertahan sekaligus bersinergi dengan pembangunan modern. (Diskominfo Bengkayang/RT/NN)

Gawai Sowa Dayak Bidayuh Kaum Bijagoi 2025: Melestarikan Budaya di Tengah Arus Modernisasi

Bengkayang – Kabupaten Bengkayang kembali menggelar acara budaya Gawai Sowa Dayak Bidayuh Kaum Bijagoi pada tanggal (03/05/2025) di Kampung Budaya Bijagoi. Acara ini dibuka secara resmi oleh Bupati Bengkayang, Sebastianus Darwis, S.E., M.M. dengan dihadiri oleh Ketua dan Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Barat, Ketua dan anggota DPRD Kabupaten Bengkayang, Forkopimda Kabupaten Bengkayang, para Pimpinan Tinggi Pratama Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Bengkayang, Ketua DAD Kabupaten Bengkayang, Camat Jagoi Babang, Ketua DAD Kecamatan Jagoi Babang, Kepala Desa Jagoi, serta masyarakat yang antusias meramaikan acara budaya ini.

Bupati Bengkayang menyoroti kekhawatiran akan hilangnya budaya lokal jika tidak dijaga dan diorganisir dengan baik. “Jangan sampai masyarakat adat kurang peduli dengan adat istiadat, bahkan melupakannya karena beralih ke budaya modern,” ujarnya. Ia juga mengingatkan bahwa Jagoi Babang sebagai pintu masuk terdekat dengan Sarawak, Malaysia, harus menunjukkan identitas Dayak yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian dalam berbudaya.

Dalam sambutannya, Bupati juga memaparkan sejumlah prestasi budaya yang telah diraih oleh Kabupaten Bengkayang. Salah satunya adalah pengakuan alat musik tradisional Silotuang sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) Indonesia oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2018. Selain itu, Desa Bung Kupuak dinobatkan sebagai Kampung Adat Terbaik se-Indonesia dalam ajang Anugerah Pesona Indonesia tahun 2019. “Keberhasilan ini harus kita apresiasi bersama dengan membenahi tata kelola destinasi budaya dan pariwisata di daerah ini,” tambah Bupati.

Bupati juga menegaskan komitmen pemerintah daerah dalam memajukan kebudayaan, sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. Ia mendorong generasi muda, khususnya yang tergabung dalam Komunitas Sanggar Bijagoi dan Kelompok Sadar Wisata (Pok Darwis), untuk terus mencintai dan melestarikan seni dan budaya warisan leluhur. “Melalui acara ini, kita harapkan masyarakat, terutama generasi muda, bisa bersatu, bangkit, dan tumbuh dengan rasa cinta terhadap budaya,” ucapnya menutup sambutan

Acara Gawai Sowa Dayak Bidayuh Kaum Bijagoi tahun ini diisi dengan berbagai pertunjukan seni tradisional, pameran kerajinan tangan, dan kuliner khas daerah jadi masyarakat dan pengunjung bisa merasa dekat dengan acara ini. (Diskominfo Bengkayang/LR/MR)

Meriahnya Penutupan Barape’ Sawa’ 2025

Meriahnya Penutupan Barape’ Sawa’ 2025: Kecamatan Sungai Betung Raih Juara Umum, Budaya Dayak Terus Dijaga.

Bengkayang – Acara penutupan festival budaya Barape’ Sawa’ Kabupaten Bengkayang tahun 2025 berlangsung meriah pada Sabtu malam (31/05/2025) di Ramin Bantang, Bengkayang. Event yang menjadi simbol syukur masyarakat Dayak Bakati’ atas hasil panen sekaligus penanda dimulainya musim tanam baru ini ditutup secara resmi oleh Bupati Bengkayang, Sebastianus Darwis, SE., MM., dengan pemukulan gong sebanyak tujuh kali. Turut hadir dalam acara tersebut perwakilan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, Ir. Florentinus Anum, M.Si., yang membacakan sambutan Gubernur Kalbar, Drs. H. Ria Norsan, M.M., M.H.

Pada puncak acara, diumumkan bahwa Kecamatan Sungai Betung berhasil meraih gelar Juara Umum dalam serangkaian perlombaan tradisional dan kesenian yang digelar selama event berlangsung. Prestasi ini menambah kebanggaan masyarakat setempat sekaligus menunjukkan komitmen generasi muda dalam melestarikan budaya leluhur. (Diskominfo Bengkayang/RT/NN)

Wakil Bupati Bengkayang Buka Event Budaya Barape’ Sawa’ : Kita Jaga Kearifan Lokal

Bengkayang – Wakil Bupati Bengkayang, Drs. H. Syamsul Rizal, secara resmi membuka EVENT BUDAYA BARAPE’ SAWA’ KABUPATEN BENGKAYANG TAHUN 2025 pada Selasa, (27/05/2025) di Ramin Bantang Bengkayang. Acara yang berlangsung hingga 31 Mei 2025 ini mengusung tema “Melalui Barape’ Sawa’ Tahun 2025, Bersama Kita Wujudkan Masyarakat yang Berkarakter, Beradat, dan Berbudaya”.

Dalam sambutannya, Wakil Bupati Bengkayang menekankan pentingnya peran generasi muda dalam menjaga kearifan lokal. “Modernisasi bukan penghalang, melainkan sarana untuk berkreasi dan melestarikan budaya leluhur,” tegasnya. Ia mengajak para orang tua untuk mendorong anak-anak muda terlibat dalam event budaya guna menghindari pengaruh negatif seperti gadget addiction dan narkoba.

Barape’ Sawa’ telah tercatat dalam Kalender Kebudayaan Pemerintah Kabupaten Bengkayang dan sedang dalam proses pencatatan Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia 2025. Acara ini dihadiri oleh Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Barat, Forkopimda Kabupaten Bengkayang, Ketua DPRD Kabupaten Bengkayang, Pimpinan OPD Kabupaten Bengkayang, Camat se-Kabupaten Bengkayang, Kapolsek Bengkayang, Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Provinsi Kalimantan Barat, Ketua DAD Kabupaten Bengkayang, Ketua DAD Kecamatan se-Kabupaten Bengkayang, Kepala Benua se-Kabupaten Bengkayang, Tokoh Masyarakat & Lembaga, Pemuka Adat, Pemuka Agama, dan Tokoh Masyarakat, Sponsor dan Donatur.

Selain Barape’ Sawa’, Kabupaten Bengkayang akan menyelenggarakan serangkaian event budaya sepanjang tahun 2025, seperti Nyabak Nitik Majaka’ Pade Bahu, Maka’ Ka’ Pongkot, dan ritual adat lainnya. “Mari kita jadikan momentum ini untuk memperkuat kebersamaan multietnis dan mewujudkan Bengkayang yang maju, unggul, gemilang, dan berbudaya,” tutup Wakil Bupati.

Acara ditutup dengan tabuh gong sebagai simbol pembukaan resmi Barape’ Sawa’ 2025. (Diskominfo Bengkayang/FM/RT/NN)

Agutn Ka Batu Ampar, Barampaut Ka Okah Tangangk, Bapama Ka Sangkaro.

Berikut susunan acara pada Event Budaya Barape’ Sawa’ 2025 di Komplek Ramin Bantang Bengkayang.

Kaeh Ano Ka Ramin Bantang, Ka’i Barape’ Sawa’.

Informasi lebih lanjut hubungi : Barape Sawa

#barapesawa

#barapesawa2025

#eventbudaya

#dayak

#bengkayang

#kabupatenbengkayang

#diskominfobengkayang

Agutn Ka Batu Ampar, Barampaut Ka Okah Tangangk, Bapama Ka Sangkaro.

Here is the event rundown for the 2025 Barape’ Sawa’ Cultural Event at the Ramin Bantang Complex, Bengkayang.

Kaeh Ano Ka Ramin Bantang, Ka’i Barape’ Sawa’.

For more information, contact: Barape Sawa

#barapesawa

#barapesawa2025

#culturalevent

#dayak

#bengkayang

#bengkayangregency

#diskominfobengkayang

Agutn Ka Batu Ampar, Barampaut Ka Okah Tangangk, Bapama Ka Sangkaro.

Selamat dan sukses atas terselenggaranya Event Budaya Barape’ Sawa’ 2025 pada tanggal 27 – 31 Mei 2025 di Komplek Ramin Bantang Bengkayang.

Kaeh Ano Ka Ramin Bantang, Ka’i Barape’ Sawa’.

#barapesawa

#barapesawa2025

#eventbudaya

#dayak

#bengkayang

#kabupatenbengkayang

#diskominfobengkayang

Agutn Ka Batu Ampar, Barampaut Ka Okah Tangangk, Bapama Ka Sangkaro.

Congratulations and best wishes for the successful hosting of the 2025 Barape’ Sawa’ Cultural Event, held from May 27 to 31, 2025, at the Ramin Bantang Complex, Bengkayang.

Kaeh Ano Ka Ramin Bantang, Ka’i Barape’ Sawa’.

#barapesawa

#barapesawa2025

#culturalevent

#dayak

#bengkayang

#bengkayangregency

#diskominfobengkayang

Perayaan Gawia Nibakng “Nyobeng” Dayak Bidayuh Sebujit 2024, Sekda Kabupaten Bengkayang Apresiasi Masyarakat Adat Dalam Mempertahankan Warisan Budaya Nasional

Bengkayang – Perayaan tahunan Gawia Nibakng atau yang familiar disebut “Nyobeng” tahun ini masih menjadi daya tarik masyarakat, baik lokal, nasional, hingga mancanegara. Hal ini terlihat dari ramainya para pengunjung yang hadir dipagelaran budaya masyarakat Dayak Bidayuh Sebujit di Desa Hli Buei Kecamatan Siding.

Dalam acara seremonial berlokasi di Halaman Rumah Adat Baluk pada Sabtu (15/06/2024), Sekretaris Daerah Kabupaten Bengkayang Yustianus, S.E., M.M yang dalam hal ini mewakili Bupati Bengkayang mengucapkan selamat datang kepada semua tamu undangan maupun pengunjung serta mengucapkan terima kasih kepada panitia penyelenggara yang telah bekerja keras untuk menyiapkan acara ini sehingga berjalan lancar, aman, dan sukses.

Sekda Kabupaten Bengkayang dalam sambutannya mengajak seluruh masyarakat untuk tetap terus mendukung dan mempromosikan kekayaan budaya masyarakat Dayak Bidayuh. “Perayaan hari ini menjadi ajang untuk mengembangkan dan melestarikan kearifan lokal dalam hal pemeliharaan identitas budaya, penghormatan terhadap warisan leluhur serta adat istiadat. Saya mengajak seluruh masyarakat untuk mendukung dan mempromosikan kekayaan masyarakat budaya Dayak Bidayuh Sebujit yang kita nikmati hari ini.” Ajak Yustianus, S.E., M.M.

“Saya sangat mengapresiasi upaya masyarakat adat dalam menjaga dan memelihara warisan budaya mereka. Seperti Struktur Rumah Adat Baluk Sebujit Dayak Bidayuh yang diakui secara nasional sebagai warisan budaya tak benda oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI dengan nomor 3040/FA/KB 09.06/2022, Jakarta, 21 Oktober 2022.” Terang Sekda Kabupaten Bengkayang.

Sebagai informasi, Perayaan Gawia Nibakng atau yang lebih dikenal dengan sebutan Nyobeng merupakan bentuk penghargaan dan penghormatan kepada leluhur dan ritual adat sebagai rasa syukur atas panen berlimpah dan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat dan berkah yang telah diberikan kepada masyarakat.

Selama berlangsungnya acara, seluruh masyarakat yang berada di Desa Hli Buei Kecamatan Siding merayakan dengan cara menjamu para sanak saudara maupun pengunjung yang hadir dengan makanan dan minuman khas warga Adat Dayak Bidayuh Sebujit di rumah masing – masing. Masyarakat Desa Hli Buei yang terkenal ramah ini juga mempersilakan menginap dirumah mereka jika ada turis luar yang ingin bermalam disana.

Turut hadir dalam acara seremonial Gawia Nibakng “Nyobeng” Dayak Bidayuh Sebujit 2024 yaitu Amrullah M. Ridha S.Sos., Msc., Asdep Infrastruktur BNPP merangkap Pj. Bupati Buton Tengah Sulewesi Tenggara; Forkopimda Kabupaten Bengkayang; Anggota DPRD Prov. Kalbar; Ketua dan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bengkayang; MADN; Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan wilayah XII Kalbar; Sekretaris DAD Kabupaten Bengkayang; Kepala OPD se – Kabupaten Bengkayang; Camat Siding selaku tuan rumah; Para Camat se- Kabupaten Bengkayang; Forkopimcam Siding; serta Pemuka Adat dan Tokoh Masyarakat se – Kabupaten Bengkayang. (Diskominfo Bengkayang/FM/RT)

Ngarantek Sawa’ Bahu Ke-VIII Kecamatan Lumar Sukses di Gelar

Bengkayang – Event Budaya Ngarantek Sawa’ Bahu ke-8 Kecamatan Lumar yang di gelar pada 9 Juni sampai dengan 10 Juni 2024 sukses terselenggara di Ramin Adat Banua Lumar

Hadir dalam Event Budaya ini Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Barat; Wakil Bupati Bengkayang; Pimpinan DPRD Kabupaten Bengkayang dan Anggota; Sekretaris Daerah Kabupaten Bengkayang; Forkopimda Kabupaten Bengkayang; Bupati Kedua Kabupaten Bengkayang; DAD Kabupaten Bengkayang; Kepala Banua Se-Kabupaten Bengkayang; Ketua TP-PKK Kabupaten Bengkayang; Pimpinan OPD dilingkungan Pemerintah Kabupaten Bengkayang; Camat Lumar; Kepala Desa, Dusun serta Kepala Adat Kecamatan Lumar; serta Organisasi Kepemudaan dan Kemasyarakatan.

Dalam tradisi orang dayak, khususnya Bakati’ Lumar, kegiatan Ngarantek Sawa’ Bahu yang pada hakekatnya merupakan ungkapan syukur dan permohonan kepada Tuhan yang maha kuasa agar memperoleh petunjuk, perlindungan serta berkat dalam memulai tahun yang baru yang artinya Ngarantek Sawa’ Bahu ini adalah tutup dan mulai tahun tanam yang baru.

Tema yang dipilih tahun ini yaitu “Penguatan Adat dan Budaya Dayak Melalui Sektor Pertanian., Ite Maseh Ba Uma.” Dimana tema ini sebagai langkah maju dalam memanfaatkan sektor pertanian, dengan memanfaatkan sebaik mungkin sarana pertanian yang ramah akan lingkungan serta bijak dalam menjaga keseimbangan alam.

Tatangan terbesar masyarakat Dayak diera kemajuan teknologi sekarang ini adalah bagaimana generasi muda dapat memelihara adat dan budaya yang ada dan berperan aktif dalam pembangunan nasional. Untuk itu Sebastianus Darwis, S.E.,M.M Bupati Bengkayang berpesan “jangan hanya berpuas diri menjadi pengguna akhir teknologi, tetapi mulailah mengambil peran yang lebih luas lagi dengan tetap berpegang pada prinsip-prinsip moral dan etika yang telah diwariskan oleh nenek moyang kita”.

Jika dinegara lain Budaya sudah dijadikan sebagai ” Senjata Perang” Maka itu kita sebagai masyarakat yang berbudaya kita jadikan Budaya ini sebagai benteng pertahanan dari ancaman budaya lain yang bisa merusak budaya kita, dengan kita menjadikan budaya dan adat kita dapat membuat perubahan sosial yang signifikan bagi masyarakat adat kita sendiri. Tambahnya. (Diskominfo Bengkayang/LR/FM/RT)

Launching Galeri Samu Adup Bengkayang, Bupati Siap Dukung Sebagai Sarana Promosi Penjualan Produk UMKM dan IKM Asal Kabupaten Bengkayang

Pontianak – Galeri Samu Adup Bengkayang (SAB) pada Sabtu (08/06/2024) secara resmi dibuka oleh Bupati Bengkayang Sebastianus Darwis, S.E., M.M. Bertempat di Komplek Rumah Betang Jalan Sutoyo Pontianak, galeri ini diprakarsai oleh perkumpulan sesama anak Bengkayang yang berdomisili di Pontianak sebagai bentuk kepedulian dan partisipasi akan produk – produk unggulan UMKM dan IKM asli dari Kabupaten Bengkayang.

Dalam sambutannya, Bupati Bengkayang mengucapkan apresiasi yang tinggi atas launchingnya Galeri Samu Adup Bengkayang di Kota Pontianak. “Pemerintah Kabupaten Bengkayang akan mendukung galerin ini sebagai sarana promosi dan penjualan produk UMKM dan IKM dari Kabupaten Bengkayang. Untuk itu, melalui perangkat daerah terkait dan Dekranasda akan bermitra dan berkolaborasi sehingga produk-produk UMKM dan IKM di Kabupaten Bengkayang tetap terus tersedia di galeri ini.” Ucap Bupati Bengkayang.

Bupati Sebastianus Darwis, S.E., M.M menambahkan potensi dari galeri SAB ini. “Keberadaan galeri yang menyewakan dan menjual pakaian tradisional daerah, merupakan salah satu bentuk melestarikan dan mengenalkan budaya daerah kepada masyarakat dan wisatawan yang berkunjung ke Kalimantan Barat.” Tambah Bupati Bengkayang.

Turut hadir dalam launching Galeri Samu Adup Bengkayang yaitu Sekda Kabupaten Bengkayang Yustianus, S.E., M.M; Kepala Dinkopnakertrans Kab. Bengkayang Markus Dalon, S.E., M.M; Kepala Disperindag Kabupaten Bengkayang Dr. Yan, S.Sos., M.Si; Ketua Dekranasda Kabupaten Bengkayang Ny. Anita Sebastianus Darwis, S.E., M.M; Pastor Mikael Dou, CP; Direktur PDAM Kabupaten Bengkayang; Para Perwakilan DAD Kabupaten Bengkayang dan Kota Pontianak, serta para Tokoh Adat dan Masyarakat di Kabupaten Bengkayang. (Diskominfo Bengkayang/FM – Foto : Prokopim Kabupaten Bengkayang)